RSS

Jumat, 15 Juli 2011

ketika kereta terakhir berlalu

aku, berdiri didalam stasiun , aku dan dia sepakat hari ini mau pergi bersama.
tak terkira perasaanku saat ini, bahagia, pasti. siapa yang tidak bahagia ketka akan pergi dengan orang yang kita sayangi.

tiba-tiba sekelompok temanku datang, mereka orang-orang yang sangat baik. bahkan aku terbiasa berbagi dengan mereka.

"Rini, lw mau kemana?".
"Mau ke Bandung".
"ih sama dong, bareng yuk Rin, biar lebih rame. kita juga kan sering bareng-bareng".

mereka begitu semangat menawarkan pergi bersama.

"Enggak, pada duluan aja yah? gw nunggu Reno kok disini, kemaren kita udah survei kesana".

Mereka memandangku tak yakin, aku pun buru-buru menjawab.

"udah tenang aja, kali ini dia jelas kok mau bareng sama gw". ucapku sambil tersenyum.

Akhirnya setelah aku yakinkan berkali-kali mereka pun mengerti, tak lama mereka pergi meninggalkanku sendiri.

--kereta pertama pun berlalu meninggalkanku--


dua jam setelah mereka pergi, aku tetap sabar menunggu kepastian Reno, kekasihku.

aku yakin dia datang! tegasku dalam hati.

tiba-tiba muncul dua orang temanku lagi, Angga dan Eko. aku cukup kaget dan bingung. kenapa secara kebetulan banyak temanku  berada disini.

"loh Rin, lo ngapain sendirian di stasiun? ga bareng Reno?". sapa Angga, salah satu dari temanku itu.

"iya, ini gw lagi nunggu dia kok, lo berdua mau kemana?". Jawabku lelah, lelah terlalu lama menunggu, lelah terlalu lama berada ditempat itu sendirian.

"ke Bandung, tapi kita ga satu tujuan sih. ya lumayan lah gw ada barengan, lo sendiri?".

"gw mau ke Bandung juga siiiihhh........". jawabku lirih, mulai tak yakin.

"Engga mau bareng kita? gw yakin tujuan lw pasti sama kya kita, lo kan jalan kemana aja mau. lagian lo yakin Reno bakal dateng?". Ucap Eko setengah bercanda.

"iya gapapa duluan aja, iya masa dia lupa, ga mungkin kan?kita udah sepakat kok mau kesana bulan ini dan gw bahkan udah survei tempat observasi sama Reno tanggal 20 kemaren".

akupun lagi-lagi harus berusaha meyakinkan teman-temanku. ya, Reno pasti konsisten sama kata-kata dia !

akhirnya mereka berdua meninggalkan aku juga yang masih tetap kekeuh menunggu kedatangan Reno.

--kereta kedua pun meninggalkanku juga--

ku pegang handphone ku keras-keras, berharap ada getar tanda pesan atau telepon datang disana, dari Reno tentunya. tapi nihil, dia belum juga menghubungi aku.

tinggal satu kereta lagi !

aku tetap duduk tak bergeming di temapt itu. perasaan ku berkata reno pasti datang dan dia pasti bilang --sori telat, tadi macet-- pasti ! dia pasti buru-buru menghibur aku yang terlalu lelah menunggu dia.aku percaya dia pasti konsisten atas apa yang dia ucapkan! kita pasti akan kesana sama-sama.

tanpa terasa aku sudah berjam-jam disana, bahkan kereta terakhir sudah akan berangkat. aku bisa saja naik kereta ini dan pergi menyusul teman-temaku yang sedang berada di Bandung juga. tapi aku harus sabar, aku sudah sepakat kesana sama Reno, tidak mungkin aku meninggalkannya.

"Reno,,,, kamu dimana?". ucapku lirih, sambil  berusaha menghubungi ponselnya.

tetap tak ada jawaban. aku semakin kebingungan. kereta terakhir sudah mulai jalan. tanpa sadar pipiku terasa hangat, air mataku mengalir tanpa tertahan.

Reno pasti dateng buat aku! dia tau aku takut sendirian, dia pasti datang!. kata hatiku berusaha menguatkanku, hingga akhirnya kereta terakhir berjalan melalui aku yang tetap tak bergeming.

--bahkan, kereta terakhir pun sudah berjalan pelan melewatiku--

aku bingung, aku panik, dan tak tahu harus berbuat apa lagi, tanpa tahu harus kemana.

semua orang sudah meninggalkanku! :'(

handphone ku akhirnya bergetar, dari Reno ! aku senang bukan main, buru-buru ku baca pesan singkat darinya.

aku ga jadi berangkat deh, aku mau magang. kalau mau kamu berangkat sendiri ajah.

seketika kebahagian itu hilang. tubuhku limbung. bahkan aku terasa tidak berpijak.

jahat!

aku tidak peduli bagaimana orang-orang menatapku yang tiba-tiba menangis deras. rasanya sakit.
seperti terkoyak.

kenapa tidak bilang sebelumnya kalau akhirnya lebih memilh magang daripada observasi sama aku?
sekarang? semua orang sudah pergi, bahkan kereta terakhir pun sudah berlalu sejak tadi.

apa dia tidak mengerti, aku menolak ajakan teman-temanku hanya demi menunggu dia.
dan dengan mudahnya dia membatalkan semuanya sekarang. ya Tuhan aku harus apa?

aku menangis semakin deras, deras sekali. aku belum bisa percaya atas apa yang dia sampaikan.

aku tidak percaya ! bagaimana mungkin bicara semudah itu sedangkan aku setengah mati menunggu dia. untuk apa survei observasi kemarin kalau akhirnya dia membatalkan semuanya.

tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. tidak, aku sudah tidak berharap dia adalah Reno. dan ternyata memang bukan .

"lo kenapa? nangis?". kata Bona, dia teman dekatku juga.

"gapapa". jawabku sekenanya.

"ayo gw anter lo pulang, lo yakin ga butuh gw?".

"engga! gw mau sendiri. gw mau nunggu Reno, dia pasti dateng!". aku masih berusaha mengelak

"tapi gw ga yakin". jawabnya.

"udah lo pergi aja, gw pulang nanti belakangan, gw mau sendiri".

"emang lo berani sendiri? sejak kapan lo berani sendiri? lo bener-bener ga butuh gw sebagai sahabat lo buat berbagi air mata lo sekarang, ayolah Rin, gw tau banget lo, lo ga mungkin bisa kuat klo sendirian. setidaknya untuk saat ini lo pasti butuh seseorang!"

aku pun menangis sederas-derasnya.

gw mau reno yang ngucapin kata-kata itu buat gw! gw mau Reno yang ada sekarang, Dia pasti minta maaf , dia pasti dateng, dia pasti ga bisa ngeliat gw sendirian. gw maunya Reno !!! aku meronta dalam hati

tapi sekuat apapun aku meronta, sederas apapun aku menangis, selemah apapun aku sekarang .nyatanya Reno tetap tak ada disini, tak mungkin ada disini........ dia sudah lupa.

Aku melangkahkan kakiku tak tentu arah setelah menyuruh bona untuk pulang. aku berjalan kemana kakiku melangkah, dengan air mata, dengan perasaan yang hancur. aku tetap berjalan. aku tetap berharap Reno pasti datang menyusul aku yang sendirian, walaupun aku tau berharap seperti itu pun sangat mustahil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar